Komunikasi Produktif dengan Anak
Sudah sejak pekan lalu anak-anak menantikan datangnya hari ini. Karena ada event yang cukup besar di kota Graz bernama Laufcup yang artinya kejuaraan berlari atau lomba lari antar sekolah. Bagi si kembar, ini adalah kali kedua mereka ikut serta dalam lomba lari tersebut. Lain halnya dengan Athifa yang baru pertama kalinya ikut lomba ini.
Kemarin cuaca tidak terlalu cerah. Athifa sempat khawatir kalau hari ini cuaca kurang bersahabat dan acara Laufcup dibatalkan. Dia beberapa kali bertanya pada gurunya apakah acara hari ini akan jadi diadakan atau tidak. Sampai gurunya pun tertawa geli.
Dan yang dinati-nanti pun tiba. Anak-anak yang sudah mendaftar untuk lomba lari ini diminta berkumpul di lokasi paling lambat 15 menit sebelum lomba dimulai. Athifa pun dengan semangat menerobos barisan agar bisa mendengarkan instruksi dengan jelas.
Sebelum berangkat kami sempat ngobrol sebentar.
"Athifa, nanti bisa, ya, larinya," kata saya memberinya semangat.
"Iya, aku nanti mau larinya normal," jawabnya.
"iya, gak usah terlalu cepat gak apa-apa. Kalau capek, berhenti dulu aja sebentar, jalan dulu aja. Nanti kalau udah gak capek, lari lagi."
"Ok!" jawabnya mantap.
Tujuan utama dari lomba lari ini memang bukan sekedar mencari siapa yang paling cepat, melainkan untuk melatih keberanian, kemandirian, serta menanamkan kemauan untuk berjuang. Lebih dari itu, seperti yang disampaikan Bapak Wali Kota Graz saat memberi sambutan pada pembukaan acara lomba tadi, yaitu untuk menanamkan kecintaan anak-anak pada olahraga. Sehingga akan terwujud masyarakat yang sehat jasmaninya.
Para peserta berlari selama 30 menit dalam track yang sudah disediakan dan panitia akan menghitung hasil akhir yang ditempuh mereka melalui alat yang dipakaikan di pergelangan tangan.
Sesuai arahan, Athifa berlari tidak cepat-cepat. Memang dia bukanlah anak yang sportif dan tidak terlalu suka olahraga. Tapi saya memuji keberaniannya untuk mencoba. Bahkan saat dia sempat jatuh saat berlari tadi, saya memberinya pujian karena dia tidak putus asa. Dia mau bangkit dan kembali berjuang menyelesaikan tantangan ini.
Dari 98 peserta kategori perempuan kelas 1 sekolah dasar, Athifa mendapat peringkat ke-63, paling terakhir di antara teman-teman perempuan sekelasnya. Tapi tidak ada yang menjadi juara di sini. Kita semua adalah juaranya! Dan semua mendapat medali yang sama.
Alhamdulillah... Well done, kids!
#hari13 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang #institutibuprofesional



No comments:
Post a Comment