Thursday, April 4, 2019

# Family # Game Level 1

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif - Hari 8 - "Bermain Tebak Huruf dengan 'Sign Language' ternyata Seru"

Komunikasi Produktif dengan Anak


Bermain tebak-tebakan menggunakan sign language.
Alhamdulillah pagi ini anak-anak kooperatif. Gak ada yang males-malesan bangun. Sempat ada keributan kecil tapi semua bisa teratasi dengan baik. Dan kami pun berangkat sekolah lebih awal dari kemarin.

Seharian anak-anak di sekolah, jadi saya belum punya bahan untuk menuliskan tantangan game komunikasi produktif hari ini. Sampai terlintas di kepala, "Apa nanti pas ketemu anak-anak coba isengin mereka biar ada challenge buat bahan setoran ya?" 😜 (jangan ditiru, ini mamak iseng banget)

Sore pas jemput anak-anak, saya sedikit terlambat. Kenapa? Karena ketiduran!! Astaghfirullah... Tadi siang memang saya pergi ke mall untuk membeli beberapa potong celana panjang buat anak-anak. Karena celana mereka sudah mulai kekecilan (anak-anak cepet banget gedenya, ya Allah... eh, Alhamdulillah ya ini) dan beberapa bolong-bolong di lututnya. Sampai di rumah saya masak dan mengerjakan beberapa hal. Habis itu memang lumayan capek dan badan lemas. Akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar. Tapi ternyata kebablasan...

Sampai di sekolah ternyata anak-anak saya paling terakhir dijemput, yang lain sudah pulang. Belum sampai batas maksimal dijemput sih, dan anak-anak juga masih asik membuat prakarya. Tapi karena sudah mulai bosan dan lapar, jadi kayaknya mereka, terutama Athifa, mulai cranky deh.

Masih asik buat prakarya. 
Sepi. Karena anak-anak lain sudah pulang.
Jadi, awalnya semua masih kooperatif saat diajak pulang. Gak ada masalah walaupun sudah mulai ada yang mengeluh lapar. Lalu di Garderobe, tempat anak-anak menyimpan sepatu (luar) dan jaketnya, abang kembar ngajak bundanya main tebak-tebakan tentang menu kesukaan. Athifa ikut-ikutan main tapi dia tidak bisa menjawab pertanyaan Ghaifan karena dia gak tau apa itu soya sauce. Dia taunya kecap. Hahaha...

Athifa kadang masih sering kecewa berlebihan jika dia salah atau gagal melakukan sesuatu. Sifatnya memang cenderung perfeksionis (mirip siapa, ya? ehemm...). Gara-gara gak bisa jawab pertanyaan Ghaifan ini, dia sampai nangis drama. Heuheu...

Drama Queen
Semapat mogok pulang beberapa saat, akhirnya dia mau mendengarkan saya setelah saya coba beri pengertian. Ujian mengendalikan emosi lagi dan lagi buat saya. Berusaha tidak panik dan terpancing untuk ngomel.

"Athifa sedih, ya? Gak apa-apa gak bisa jawab, tadi kan Athifa gak tau kalau soya sauce itu sama dengan kecap ya? Sekarang Athifa jadi tau," jelas saya sambil mengusap pipinya.
"But..." (masih terisak)
"Sekarang kita pulang, yuk! Kalau lama pulangnya, nanti sampai rumah kemaleman. Terus kita makan malamnya telat, bobonya telat, besok pagi bangun jadinya masih ngantuk, deh. Kayak waktu itu kan, pernah bobonya kemaleman terus besoknya bangun kesiangan karena masih ngantuk."
"ok..."

Alhamdulillah dramanya cuma 1 episode ternyata. Hihi... Gak lama kemudian udah ceria lagi. Gantian dia yang semangat kasih tebakan. Katanya mereka tadi di sekolah belajar sign language. Dan dengan semangat Athifa menunjukkan pada saya beberapa huruf menggunakan sign language. Dari saat menunggu bus di halte hingga turun bus dan bahkan sampai turun dari tram setelah itu, Athifa terus saja mempraktikkan beberapa huruf hingga membentuk kalimat. Dan saya dipaksa untuk menebaknya. Saya yang memang suka permainan tebak-tebakan serta yang permainan yang mengasah memori sangat menikmati tantangannya. Sampai akhirnya saya bisa menirukan sign language satu kalimat utuh berbunyi "ich liebe dich" 😄

Hari ini tantangan komunikasi saya dengan anak cukup segitu. Mungkin saya sedang diberi waktu istirahat sejenak, karena hari ini merasa cukup lelah. Alhamdulillah...

Sampai menjelang tidur tidak ada lagi drama dari anak-anak atau omelan keluar dari mulut saya. Semua stick to the rule. Termasuk setelah main board game saya minta mereka bereskan bersama, tidak ada yang mengeluh. Saat waktunya tidur dan masih ada yang asik membaca, saya mengingatkan 2-3 kali. Lalu saya bilang dengan intonasi normal (tidak dengan nada tinggi atau seperti orang ngomel), "Bunda udah bilang lebih dari dua kali, ya. Jadi bunda gak akan bilang lagi. Sekarang udah waktunya bobo, bunda tunggu di kamar." Mereka sudah tau aturan yang kami sepakati. Saya hanya akan bilang dua kali, maksimal 3 kali, kalau ingin mengingatkan mereka sesuatu. Setelah itu jika mereka masih tidak mau melakukan, maka saya tidak akan memaksa. Tapi mereka harus menerima konsekuensinya sendiri. 

Selesai bermain board game, membereskannya kembali bersama-sama.
Tabel KomProd hari ini saya isi dengan poin hasil tantangan komunikasi dengan Athifa. Semoga besok lebih baik lagi. Aamiin...



#hari8 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang      #institutibuprofesional

No comments:

Post a Comment