Mengamati Gaya Belajar Anak
Sejak liburan sekolah dimulai, kami memang belum sempat liburan ke luar kota. Selain karena anak-anak ikut kursus pekan lalu, saya juga masih harus membereskan barang-barang yang akan dibawa mudik pekan depan. Kebetulan sekali besok ada acara di Wina. Jadi kami memutuskan untuk berlibur sebentar mengunjungi rumah salah satu sahabat yang tinggal di Wina.
Ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak, terutama si kembar. Pagi-pagi sekali mereka sudah bangun. Padahal saya sudah bilang, kita perginya santai aja, sesiapnya. Tapi anak-anak terlalu excited ingin segera berangkat agar bisa secepatnya bermain dengan teman-temannya, anak-anak dari sahabat kami.
Sejak bangun tidur saya langsung mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Saya memang ingin sebisa mungkin meninggalkan rumah dalam kondisi yang cukup rapi dan bersih. Agar saat tiba di rumah nanti setelah bepergian, kepala tidak makin pusing melihat kondisi rumah yang luar biasa menantang. Hehehe...
Saya mewanti-wanti anak-anak sejak kemarin malam, jika mereka ingin berangkat secepatnya ke Wina, semua harus kooperatif. Harus bisa saling bantu dan mengingatkan. Jadi persiapan sebelum berangkat pun bisa lancar dan lebih cepat selesai.
Mereka menepati janjinya. Bangun tidur tidak ada yang menolak saat saya suruh mandi. Padahal biasanya mereka ini paling malas untuk mandi 😁
Setelah itu saya minta mereka memasukkan beberapa potong baju untuk dibawa yang sudah saya siapkan di atas tempat tidur mereka. Saya pun mengingatkan untuk membawa barang yang diperlukan saja supaya tas mereka tidak berat. Mereka sudah biasa membawa back pack masing-masing setiap kami travelling.
Beberapa saat sebelum berangkat, saya masih harus menjemur baju. Waktu sudah semakin mepet jika kami ingin mengejar jadwal kereta saat itu. Sebetulnya jadwal kereta ke Wina ada setiap jam, tapi anak-anak ingin segera berangkat. Agar pekerjaan lebih cepat selesai, kami bergotong royong menjemur baju. Dan Alhamdulillah, meskipun sangat mepet, kami masih sempat menaiki kereta yang tinggal 2 menit lagi berangkat.
Keriweuhan pagi tadi rupanya membuat saya lupa menyiapkan sarapan dan bekal. Kami juga tidak sempat mampir ke minimarket untuk membeli makanan. Bahkan jadwal pagi saya pun belum sempat saya lakukan, yaitu minum kopi 😁 Ada yang cemberut karena mengeluh lapar. Saya lalu membujuknya untuk menunggu pramusaji kereta lewat, nanti bisa beli paket menu anak. Athifa pun setuju.
Paket menu anak ini berisi 2 potong sandwich, sebuah apel, sebotol orange juice, dan ditambah bonus buku mewarnai lengkap dengan beberapa pensil warna. Tersedia 2 jenis pilihan sandwich, yaitu yang berisi daging asap dan vegetarian. Kami memilih menu vegetarian. Ternyata Athifa juga si kembar tidak suka dengan rasa sandwich vegetarian ini. Ok, ini rejeki bunda. Akhirnya bisa minum kopi dan dapet bonus sandwich pula 😄
Athifa yang tadi mengeluh lapar akhirnya memilih makan apel. Dia memang suka makan buah, termasuk apel. Alhamdulillah masih ada yang bisa dimakan. Dia sudah tidak cemberut lagi karena perutnya sudah terisi. Selain itu dia juga senang karena mendapat buku mewarnai. Bukan hanya Athifa yang diberi buku tersebut, melainkan kedua abangnya juga. Padahal kami hanya membeli 1 paket saja tadi. Alhamdulillah lagi...
Perjalanan naik kereta dari Graz ke Wina selama sekitar 2,5 jam sama sekali tidak terasa. Selain karena anak-anak sayik dengan buku mewarnainya, kami pun asyik bercengkrama. Sesekali si kembar membuat guyonan konyol dan semua tertawa. Kami duduk di gerbong family zone yang memang diperuntukkan bagi keluarga, terutama yang membawa anak. Jadi tidak apa-apa kalau kita cukup berisik karena wajar ada anak-anak. Kami juga tidak bosan melihat pemandangan yang sangat indah dari kaca jendela kereta. Maasya Allah...
Sampai di Wina, kami harus menaiki U-bahn untuk menuju rumah sahabat kami. Anak-anak tetap kooperatif. Saya fokus melihat petunjuk arah agar tidak tersesat sambil diselingi membeli tiket di aplikasi HP. Si kembar bertanggung jawab menjaga adiknya selama kami berjalan menuju U-bahn. Bersyukur sekali anak-anak bisa bekerja sama saat bepergian tanpa ayahnya. Kata anak-anak, ini latihan sebelum mudik nanti karena kami berangkat ke Indonesia nanti pun tanpa ayah 😃
Turun dari U-bahn, kami masih harus berjalan kaki. Saya ingatkan mereka lagi (semoga mereka tidak bosan, haha) untuk berjalan berbaris agar tidak memenuhi trotoar saat berjalan. Karena biasanya anak-anak asyik ngobrol dan bercanda saat berjalan bersama dan terkadang menghalangi pejalan kaki lainnya.
#hari4 #gamelevel4 #tantangan10hari #gayabelajaranak #kuliahbundasayang #institutibuprofesional










No comments:
Post a Comment