Saturday, June 22, 2019

# Family # Family Project

Tantangan 10 Hari Family Project - Hari 7 - Belajar Mengatur Keuangan

Meningkatkan Kecerdasan Anak


Setelah sebelumnya kami mengadakan TPA, hari Jum'at kemarin kami memutuskan untuk bersitirahat di rumah. Sebetulnya bukan karena kelelahan, tapi karena melihat perkiraan cuaca yang menyebutkan bahwa hari Jum'at siang akan turun hujan deras hingga keesokan harinya.

Tapi manusia memang hanya bisa menganalisis dan memperkirakan. Kenyataannya seharian hujan tak kunjung turun. Akhirnya sore hari saya mengajak anak-anak untuk berbelanja ke supermarket. Dan mereka pun setuju. Rupanya seharian di rumah membuat mereka cukup bosan. Dan benar saja, sepanjang jalan mereka berlarian dengan riang.


Tiba di supermarket, saya mengajak anak-anak berdiskusi sebentar. Saya bilang bahwa saya akan memberikan mereka jatah 5 euro untuk beli cemilan yang mereka suka. Saya minta mereka diskusikan bersama apa saja yang mau dibeli. Bagaimana caranya 5 euro itu harus cukup untuk bertiga.

Ini bukan pertama kalinya mereka saya beri kesempatan seperti ini. Sebelumnya sudah pernah beberapa kali. Ya...kira-kira sejak si kembar mulai belajar matematika di sekolah. Jadi mereka sudah bisa berhitung. Walaupun saat pertama kali mereka masih dibantu ayahnya. Kali ini mereka hanya dibekali kalkulator (via HP ayah).

Sebelum mulai belanja, tidak lupa Athifa menyempatkan mampir ke tempat buah-buahan gratis untuk anak-anak. Ya, di beberapa supermarket besar di sini terdapat spot tempat buah-buahan yang boleh diambil oleh anak-anak secara cuma-cuma. Athifa mengambil buah favoritnya, yaitu buah peach dan pisang.


Di sela-sela saya belanja untuk keperluan keluarga, sesekali saya intip anak-anak. Suami saya mengikuti mereka dari belakang. Beberapa saat saya lihat mereka berdiskusi di depan dairy products. Sepertinya Athifa ingin membeli sesuatu dan mencoba membujuk kedua abangnya. Tapi sayang sekali kedua abangnya itu tidak suka dengan makanan yang dia pilih. Akhirnya Athifa pun harus merelakannya dan menaruhnya kembali ke rak pendingin.



Tapi salah satu abangnya lalu mengusulkan untuk membeli susu. Dan akhirnya semua setuju. Masing-masing mengambil susu pilihannya. Dan mereka pun berpindah ke rak favorit, yaitu rak tempat chips ðŸ˜ƒ




Tiba-tiba saja Ghaidan memanggil saya dan suami. Dia melihat ada cemilan kesukaannya yang ternyata kali ini sedang ada promosi yaitu bonus toples khusus dengan bentuk yang menarik. Dia bilang bahwa harganya tidak terlalu mahal dan setelah dijumlah dengan harga susu yang sudah diambil, masih cukup. Tidak lebih dari 5 euro. Tapi sayang setelah saya cek lagi, rupanya dia salah lihat harga. Yang dia lihat adalah harga untuk barang yang lain, sementara yang dia maksud harganya 9,90 euro. Dia pun sedikit kecewa tapi bisa menerimanya. 


Setelah merasa kebutuhan terpenuhi, kami pun mengantri di kasir. Saya mengantri duluan disusul anak-anak didampingi suami. Saya sengaja memisahkan pembayaran belanjaan saya dengan anak-anak agar mereka bisa mendapat Rechnung (slip pembayaran) sendiri dan melihat total belanjaan mereka.


Belanjaan anak-anak 😃

Athifa sedang membayar di kasir.

Setelah selesai membayar, saya perlihatkan Rechnung itu pada anak-anak.

Slip pembayaran belanja anak-anak
"Oow... it's more than five euro! What should we do?" seru Athifa. Dia tampak khawatir.

"Iya, tadi lebih satu sen ya belanjanya," ujar saya.

"Lho, kok bisa lebih, ya? Padahal tadi dihitung kalkulator malah kurang dari lima yuro." Suami ikut-ikutan bingung. Hihi...

Setelah kami selidiki, rupanya susu yang Athifa ambil harganya memang lebih mahal. Mereka mengambil merk yang berbeda-beda. Dua di antaranya memang harganya sama, tapi salah satunya lebih mahal. Sementara saat berbelanja tadi mereka hanya menghitung 3 x harga yang sama.

"Ya udah gak apa-apa... yang satu sen itu hadiah dari bunda karena kalian sudah menepati janji untuk berbelanja sesuai dengan uang yang kalian punya, tidak meminta lebih," kata saya. Dan mereka pun bersorak.

Saat ke luar dari supermarket, cuaca semakin cerah. Perkiraan cuaca yang menyebutkan bahwa siang hari akan turun hujan semakin melenceng. Bahkan saat kami cek lagi, perkiraan hujannya semakin bergeser ke tengah malam.

Saya dan suami sepakat untuk mengajak anak-anak main di play ground sebentar sebelum pulang. Kesempatan juga bagi kami untuk duduk dan ngobrol berdua di taman sambil menunggu anak-anak yang asyik bermain.




#hari7     #gamelevel3     #tantangan10hari     #familyproject #myfamilymyteam     #kuliahbundasayang     #institutibuprofesional 

No comments:

Post a Comment