Meningkatkan Kecerdasan Anak
Kali ini saya kembali ingin mengasah empati dan kepedulian Athifa pada orang lain, terutama anak yang lebih kecil. Saya dan suami sempat khawatir karena kami terlalu memanjakan si bungsu ini mengakibatkan dia menjadi anak yang manja dan bersikap seperti ratu, tidak peduli pada sekitarnya. Tapi sebaliknya justru dia menularkan rasa kasih sayang yang dia dapat dari keluarga kepada orang lain.
Kemarin kami sekeluarga bersama 3 keluarga muslim asal Indonesia lainnya yang tinggal di Graz mengadakan TPA. Kegiatan TPA ini berlangsung sebulan sekali dengan bergiliran penanggung jawab sekaligus gurunya. Bulan ini giliran saya dan suami yang menjadi penanggung jawab.
Memasuki musim panas, kami sudah mulai melakukan aktivitas favorit keluarga kami, yaitu hiking atau trekking. Melihat perkiraan cuaca bahwa hari kemarin cuaca cukup bersahabat, maka kami putuskan untuk melaksanakan kegiatan TPA sambil tafakur alam. Selain memberi suasana baru bagi anak-anak, dengan melakukan trekking sambil tafakur alam seperti ini mereka bisa melatih berbagai kecerdasan, terutama kecerdasan emosional dan menghadapi tantangan.
Perjalanan kami sebetulnya tidak terlalu jauh, mengingat keluarga yang lain masih mempunyai batita sehingga harus membawa stroller. Tapi tentunya bagi sebagian orang, apalagi yang tidak biasa melakukan aktivitas semacam ini, perjalanan sejauh ini jadi cukup menantang dan bahkan melelahkan. Anak-anak kami sudah terbiasa melakukannya sehingga mereka sama sekali tidak mengeluh sepanjang perjalanan. Apalagi karena banyak temannya, perjalanan tentu jadi jauh lebih menyenangkan.
Banyak yang bisa kami lihat dan pelajari dari perjalanan ini. Salah satunya saat kami melewati sebuah kolam yang ternyata di dalamnya banyak sekali berudu atau kecebong. Dengan antusias anak-anak mengamati dan mengajukan berbagai pertanyaan seputar kecebong dan kodok.
Sampai di spot yang cukup nyaman untuk menggelar tikar, kami hentikan perjalanan dan memutuskan untuk melaksanakan acara inti, yaitu TPA. Diawali shalat berjama'ah, membaca do'a bersama, dan dilanjutkan membawa bekal yang dibagi-bagi untuk semua. Alhamdulillah... Nikmat rasanya bisa berkumpul bahkan shalat berjama'ah di tengah hutan diiringi kicauan burung yang seolah ikut bertasbih bersama kami. Allahuakbar...
Total anak-anak yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah 12 anak dengan usia yang beraneka ragam, mulai dari batita hingga remaja. Namun yang aktif mengikuti acara inti ada 8 anak yang berusia antara 4-9 tahun.
Kali ini saya kembali ingin mengasah empati dan kepedulian Athifa pada orang lain, terutama anak yang lebih kecil. Saya dan suami sempat khawatir karena kami terlalu memanjakan si bungsu ini mengakibatkan dia menjadi anak yang manja dan bersikap seperti ratu, tidak peduli pada sekitarnya. Tapi sebaliknya justru dia menularkan rasa kasih sayang yang dia dapat dari keluarga kepada orang lain.
Saat piknik dan makan bersama, dia tidak lupa untuk berbagi dengan yang lain. Bahkan tak jarang dia mempersilakan orang lain untuk mengambil terlebih dahulu. Saat games dalam acara TPA, saya tempatkan Athifa di sebelah anak yang lebih kecil agar dia membantu dan membimbing anak tersebut. Dan dengan lembut dia membimbing anak itu. Hal serupa juga pernah dia lakukan saat TPA di rumah beberapa bulan lalu. Dia membantu dan membimbing anak lain untuk berwudlu.
Saat perjalanan pulang, dia berjalan bersama salah satu anak yang tertinggal di belakang. Sambil ngobrol dengan celotehannya yang khas. Membuat anak tersebut tidak merasa sendirian lagi.
Bahkan saat di bus, ada seorang anak yang hampir menangis karena tidak kebagian kursi yang berdekatan dengan anak lain. Athifa menawarkan dan mempersilakan anak tersebut duduk di kursinya. Dia rela pindah duduk ke kursi lain agar anak tersebut tidak menangis. Maasya Allah...
Semoga Athifa selalu menjadi qurrata a'yun yang membawa kebahagiaan dan keceriaan di mana pun dia berada. Aamiin...
#hari6 #gamelevel3 #tantangan10hari #familyproject #myfamilymyteam #kuliahbundasayang #institutibuprofesional




No comments:
Post a Comment