Meningkatkan Kecerdasan Anak
Hari Selasa masih jadwal kursus berenang buat Athifa. Karena ada beberapa hal yang harus saya kerjakan sejak pagi hari, saya cukup kelelahan saat menemani Athifa kursus berenang. Bahkan saat di perjalanan pulang saya baru ingat bahwa saya belum sempat menyiapkan bekal makanan anak-anak untuk keesokan harinya.
"Bunda, i'm hungry," rengek Athifa.
Akhirnya kami pun mampir ke supermarket untuk membeli makanan. Kebetulan, saya jadi bisa membeli bekal anak-anak untuk besok. Saya izinkan anak-anak memilih snack yang ingin mereka bawa untuk bekal besok. Ghaidan dan Ghaifan memilih croissant, sedangkan Athifa memilih Semmel, roti bulat khas Austria yang sedikit keras di bagian luar. Biasanya dimakan dengan membelahnya terlebih dahulu lalu menambah salami atau daging asap, seperti burger. Saya pun mengambil sepotong roti karena baru ingat belum sempat makan siang.
Saat di perjalanan pulang, Athifa kembali mengeluh lapar. Saya berusaha membujuknya agar menahan laparnya sebentar lagi sampai tiba di rumah. Biar sekalian aja makan di rumah maksud saya. Tapi ternyata dia sudah tidak tahan. Ya, seperti biasa sehabis berenang memang akan terasa sangat lapar.
Saya beri Athifa pilihan, mau makan sekarang Semmel yang dia punya, atau tahan sebentar lagi laparnya, atau makan roti punya saya saja. Wajahnya tampak bingung. Semuanya adalah pilihan yang sulit bagi dia. Jika dia makan Semmel, artinya dia tidak punya bekal untuk ke sekolah besok. Tapi dia juga sudah sangat lapar sehingga tidak bisa munggu lagi. Namun dia juga tidak tega jika harus makan roti punya saya karena dia tahu saya belum makan.
![]() |
| Bingung pilih makan Semmel atau tidak |
Saya meyakinkan Athifa bahwa saya masih kuat menahan lapar. Saya menghabiskan teh botol yang tinggal sedikit lagi. Rasanya sedikit manis jadi cukup menambah energi. Saya tunjukkan pada Athifa bahwa saya sudah merasa kuat. Akhirnya dia pun makan roti punya saya.
Sampai di rumah, saya meminta izin pada anak-anak untuk beristirahat di kamar. Sebelumnya saya sudah ingatkan mereka untuk menyelesaikan PR mereka kemudian mandi bergantian. Alhamdulillah saya bisa beristirahat beberapa saat.
Saat ke luar kamar, saya melihat Ghaifan sedang shalat sendirian di ruang tengah. Lalu Ghaidan berbisik pada saya, "Bunda, Ghaifan is praying alone. I also want to, but i have to wait for Athifa. She is still in the bath room."
Saya minta Ghaidan menunggu Athifa sebentar agar nanti mereka shalat berjama'ah. Dan setelah Athifa selesai mandi, mereka pun bersiap untuk shalat berjama'ah. Ghaifan yang tadi sudah shalat sendiri ternyata ingin ikut berjama'ah juga. Katanya tadi dia hanya berlatih sambil menunggu Athifa. Akhirnya saya bilang bahwa dia boleh bergabung.
![]() |
| Ini foto lama, saat mereka selesai shalat berjama'ah. Kemarin tidak sempat saya foto. |
Bismillah... Ya Allah, semoga semangat beribadah mereka terus tumbuh. Semakin yakin akan keberadaan-Mu, mengetahui perintah dan larangan-Mu, dan selalu berusaha untuk bisa menjadi hamba-Mu yang bertaqwa. Aamiin...
#hari4 #gamelevel3 #tantangan10hari #familyproject #myfamilymyteam #kuliahbundasayang #institutibuprofesional




No comments:
Post a Comment