Meningkatkan Kecerdasan Anak
Menyambung bahasan tentang hadiah Lebaran kemarin yang diberikan pada ayah, anak-anak jadi flash back ke suasana Ramadhan lalu. Target mereka untuk belajar puasa selama sebulan penuh hampir tercapai. Mereka sempat bolong 1 hari karena ada undanga pesta ulang tahun dari sahabatnya. Selain itu target menamatkan buku Iqro pun tidak tercapai sepenuhnya, kurang beberapa halaman saja.
![]() |
| Athifa berpose di depan patung beruang kutub di Vienna Zoo |
Menyambung bahasan tentang hadiah Lebaran kemarin yang diberikan pada ayah, anak-anak jadi flash back ke suasana Ramadhan lalu. Target mereka untuk belajar puasa selama sebulan penuh hampir tercapai. Mereka sempat bolong 1 hari karena ada undanga pesta ulang tahun dari sahabatnya. Selain itu target menamatkan buku Iqro pun tidak tercapai sepenuhnya, kurang beberapa halaman saja.
Bisa dibilang family project kami dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak-anak sudah dimulai sejak awal Ramadhan lalu. Setelah Ramadhan berlalu, bukan berarti tantangan tersebut sudah terlewati begitu saja, sebaliknya justru tantangan yang sesungguhnya dimulai. Bagaimana agar semangat Ramadhan tetap terjaga dan tertanam pada diri kita. Saya jadi ingat sebuah kalimat yang tertulis di gantungan kunci milik seorang sahabat saat kuliah: "Ramadhankan harimu!"
Tinggal di lingkungan minoritas muslim memang jadi tantangan tersendiri bagi orang tua seperti kami. Bagaimana menanamkan aqidah pada anak-anak kita, mengenalkan ibadah fardhu dan menguatkan mereka dalam mengerjakannya walaupun teman-temannya tidak mengerjakan. Berbeda dengan kami yang semasa kecil hidup di lingkungan mayoritas muslim. Bahkan sebelum kami benar-benar faham pun, kami sudah mengerjakan ibadah fardhu karena lingkungan sekitar pun mengerjakannya. Ikut berpuasa karena lingkungan pun mendukung. Pergi ke masjid karena teman-teman di sekitar tempat tinggal pun pergi ke sana.
Di sini, kami harus siap menghadapi berbagai pertanyaan dari anak-anak, seperti, "Mengapa kita tidak boleh makan daging babi sementara teman-teman memakannya? Mengapa kita harus shalat dan puasa padahal sementara orang lain tidak?" Bahkan pertanyaan yang lebih dalam lagi, seperti, "Mengapa kita beragama Islam?"
Diskusi-diskusi semacam ini sudah sering kami lakukan di rumah. Kami biasanya memberi selingan berupa video yang lebih visual dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Alhamdulillah anak-anak bisa berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai keislaman yang sudah mereka pahami. Menerima dan menyadari dirinya sebagai seorang muslim. Percaya bahwa Allah itu ada dan selalu mengawasi kita walau kita tidak bisa melihat-Nya. Contohnya saat makan siang di sekolah, mereka sudah bisa memilih makanan yang boleh mereka makan. Bahkan saat ada temannya yang muslim dan mengambil makanan yang tidak seharusnya dia makan, anak-anak kami tidak lantas ikut-ikutan. Sebaliknya mereka menegur dan mengingatkan temannya itu.
Kemarin saat saya jemput anak-anak di sekolah, rupanya mereka sedang asyik membaca sebuah buku. Buku tersebut membahas tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai Tuhan, dunia, dan agama. Tentu saja ini adalah salah satu dari buku anak yang tersedia di perpustakaan sekolah.
![]() |
| Buku yang membahas pertanyaan tentang Tuhan, dunia, dan agama |
Sampai di halaman yang berisi pertanyaan tentang siapa itu Muhammad, dengan bangga dan percaya diri Athifa menjawab, "Ich kenne Muhammad (saya tahu Muhammad)." Seorang temannya yang saat itu ikut menyimak tampak tertarik mendengar cerita Athifa 😊
![]() |
| Salah satu pertanyaan mengenai siapa itu Muhammad |
![]() |
| Membahas tentang apa yang ada di dalam Al Quran |
Karena hari sudah semakin petang dan sepertinya mau hujan, saya terpaksa menghentikan diskusi seru mereka. Kami bersiap-siap pulang. Tapi lalu tertahan sebentar karena ada yang harus saya diskusikan dengan Betreuerin tentang rencana wisata pekan depan. Ternyata mereka akan pergi ke sebuah penangkaran hewan di dekat kota Graz, masih di propinsi Steiermark (Styria).
Athifa yang saat itu berdiri dekat saya langsung berbinar-binar. Dia melompat kegirangan saat mendengar tentang rencana wisata ke penangkaran hewan. Lalu dengan antusiasnya dia bertanya ada hewan apa saja yang bisa mereka lihat di sana. Dan lanjut bercerita tentang wisata kami setelah Idul Fitri lalu ke Vienna Zoo. Dia cerita bahwa di sana kami melihat banyak sekali hewan, termasuk penguin dan beruang kutub.
![]() |
| Athifa dan penguin di Vienna Zoo |
![]() |
| Beruang kutub sedang beraksi 😃 |
#hari3 #gamelevel3 #tantangan10hari #familyproject #myfamilymyteam #kuliahbundasayang #institutibuprofesional







No comments:
Post a Comment