Meningkatkan Kecerdasan Anak
Setelah libur Lebaran, kini perkuliahan kelas Bunda Sayang IIP batch #5 mulai memasuki level baru. Kali ini tantangan yang kami hadapi adalah membuat Family Project. Tema yang diusung di Level 3 ini adalah "Pentingnya Meningkatkan Kecerdasan Anak Demi Kebahagiaan Hidup".
Berikut sedikit materi mengenai kecerdasan ini:
Dalam hidup ini, ada 2 kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidupnya, yaitu SUKSES dan BAHAGIA. Untuk mencapai kategori hidup sukses dan bahagia, kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup, yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)
Adalah kemampuan menalar, merencanakan sesuatu, memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa, dan lainnya.
Howard Gardner, seorang pakar psikologi perkembangan, menjelaskan bahwa ada 9 macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalist), dan eksistensial (existensial).
2. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)
Kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Komponen-komponen dasar dalam kecerdasan emosional adalah:
- Kemampuan mengenali emosi diri sendiri (kesadaran diri)
- Kemampuan mengelola emosi
- Kemampuan memotivasi diri sendiri (motivasi)
- Kemampuan mengenali emosi orang lain (empati)
- Membina hubungan dengan orang lain (keterampilan sosial)
3. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence)
Kemampuan mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan. Secara ilmiah, kecerdasan spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif.
Pada tahun 1977 seorang ahli syaraf bernama V. S. Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam otak manusia. Inilah pusat spiritual (spiritual center) yang terletak di antara jaringan syaraf dan otak.
Ada 3 prinsip dalam kecerdasan spiritual, yaitu:
- Prinsip kebenaran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebaikan
4. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Menurut Stoltz, ada 3 tipe kecerdasan menghadapi tantangan ini, yaitu:
- Quitters, adalah kemampuan seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.
- Campers, adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tetapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.
- Climbers, adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan tantangan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.
Di tantangan Level 3 ini saya memilih Athifa lagi sebagai partner. Sebagai yang termuda di keluarga, kadang kami lupa bahwa anak ini sudah semakin bertambah usianya. Kebiasaan kami memanjakannya khawatir berdampak tidak baik bagi perkembangannya. Karena itulah saya lebih fokus pada Athifa dalam mengerjakan tantangan-tantangan dari kelas BunSay ini.
Di usianya yang hampir menginjak 7 tahun, saya ingin meningkatkan beberapa poin dalam indikator kecerdasan, yaitu:
- Kecerdasan Intelektual: meningkatkan semangat belajar, kemampuan dalam merencanakan dan mengambil keputusan.
- Kecerdasan Emosional: mengelola emosi dengan baik, tidak memaksakan kehendak, mengasah empati.
- Kecerdasan Spiritual: meningkatkan rasa syukur, mengenal perintah dan larangan Allah.
- Kecerdasan Menghadapi Tantangan: membangun komitmen dan konsistensi, semangat dalam berusaha dan pantang menyerah.
Hari pertama tantangan ini kami awali dengan memberikan reminder sebelum tidur di hari Jum'at lalu, bahwa hari Sabtu ada Sommerfest di sekolah. Kita harus bersiap pagi-pagi, tidak boleh ada yang terlambat. Karena saya pun akan membawa makanan untuk memeriahkan Intercultural Food di acara tersebut, jadi saya ingatkan anak-anak agar mereka bersiap-siap sendiri di pagi hari.
Keesokan harinya anak-anak bangun pagi dan langsung bersiap-siap tanpa saya ingatkan lagi. Jam 8 pagi mereka sudah ke luar kamar dengan memakai kaos seragam kelas dan membawa perlengkapan pribadi, seperti topi, kaca mata hitam, dan sunscreen. Ya, memasuki musim panas memang kami mulai berteman kembali dengan kaca mata hitam dan sunscreen. Ok, saya jadi punya waktu menyiapkan pastel yang akan saya bawa ke festival musim panas ini.
"Oh, bunda lupa kemarin belum belanja lagi. Ternyata kita sudah kehabisan susu dan roti buat sarapan sekarang," ucap saya agak panik.
"It's ok, Bunda. Let's go to supermarket now. I'm going to help you." Athifa dan disusul abang kembar menawarkan diri untuk membantu saya belanja.
Kami pun segera pergi ke supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggal kami. Saat sampai di pintu supermarket, saya bilang bahwa mereka boleh pilih roti yang mereka mau untuk sarapan, plus 1 cemilan yang mereka suka untuk besok. Mereka berdiskusi sebentar dan akhirnya memutuskan mengambil chips favorit mereka. Hanya 1 bungkus yang mereka ambil. Kami memang membiasakan mereka untuk selalu berbagi, termasuk dalam hal berbagi makanan. Jadi saya hampir selalu membelikan mereka 1 saja makanan (cemilan) untuk mereka makan bersama.
![]() |
| Menuju supermarket |
Selesai belanja, kami sarapan bersama. Seperti biasa saat makan bersama adalah saat kami bisa berdiskusi dan membahas apa saja. Kami pun membahas tentang acara Sommerfest hari itu, apa saja yang akan dilakukan oleh anak-anak di acara tersebut. Dan berdiskusi tentang makan siang nanti, apa yang bisa dimakan di sana. Ini penting 😀
Acara dibuka dengan penampilan dance dari murid-murid kelas 1 hingga kelas 3. Acara ini merupakan acara tahunan menjelang libur kenaikan kelas. Bisa dibilang acara ini semacam pentas kenaikan kelas sekaligus perpisahan dengan murid-murid kelas 4.
Tidak hanya penampilan dance, acara ini pun dimeriahkan dengan pertandingan sepak bola antar kelas. Tidak terkecuali kelas Athifa. Semua murid ikut berpartisipasi. Dalam pertandingan ini kelas Athifa belum berhasil menang. Tapi semua anak tetap senang karena sudah mencoba. Setiap selesai bertanding, kedua tim yang bermain akan berbaris dan lalu bersalaman. Menanamkan rasa percaya diri sekaligus besar hati sejak dini.
Di acara ini juga disediakan stand untuk Intercultural Food. Kita hanya perlu membayar 5,50 euro dan boleh mengambil makanan sepuasnya. Berbagai macam makanan dari berbagai negara ada di sini. Semuanya adalah sumbangan dari para orang tua murid. Dan karena murid-murid di sekolah ini sekitar 50-60% merupakan warga pendatang dari berbagai negara, maka makanan yang tersedia pun menjadi sangat beragam. Tidak terkecuali pastel yang saya bawa. Alhamdulillah ada sahabat saya yang membantu membuat pastel ini. Saya jadi bisa belajar membuat pastel dan tentunya jadi bisa mengenalkan makanan ini di acara kemarin.
Selain stand makanan, di acara tersebut juga ada beberapa stand untuk anak-anak. Di antaranya ada stand melukis wajah dan henna tattoo. Seperti biasa Athifa selalu tertarik dengan melukis wajah ini. Tapi baru kali ini dia juga tertarik dengan henna tattoo.
Selesai wajahnya dilukis, dia pun antri di tempat henna tattoo. Tapi tidak disangka ternyata setelah gilirannya sampai, dia baru tahu kalau itu harus bayar sebesar 3 euro. Kebetulan kami tidak membawa lagi uang cash. Athifa pun kecewa karena tidak jadi mencobanya, udah capek antri pula.
Sepanjang perjalanan pulang wajahnya masih cemberut. Dia masih merengek meminta dibelikan henna. Awalnya saya mulai luluh dan berniat mencarinya di toko india dekat rumah, tapi suami mengingatkan bahwa Athifa harus belajar mengendalikan emosi dan tidak memaksakan kehendak.
Athifa lalu berdiskusi dengan ayahnya tentang apa itu kebutuhan dan keinginan. Mana yang harus kita utamakan. Akhirnya Athifa pun bisa menerima. Alhamdulillah... Kita belajar lagi ya, sayang.
#hari1 #gamelevel3 #tantangan10hari #familyproject #myfamilymyteam #kuliahbundasayang #institutibuprofesional








No comments:
Post a Comment