Sunday, May 5, 2019

# Family # Game Level 2

Tantangan 10 Hari Melatih Kemandirian Anak - Hari 9 - Menemani dan Membantu Bunda Belanja

Melatih Kemandirian Anak

My cute little helper 😍

Hari Sabtu adalah hari belanja bagi kami. Di Austria, toko-toko buka hari Senin sampai Jumat sekitar jam 7-8 pagi hingga jam 7-8 petang, sedangkan di hari Sabtu mereka buka di jam yang sama namun tutup lebih awal yaitu sekitar jam 6 petang. Hari Minggu hampir semua toko dan supermarket tutup. Hanya ada beberapa minimarket di Hauptbahnhof (stasiun utama) yang tetap buka.

Hari minggu memang family day bagi warga Austria. Biasanya mereka berkumpul bersama keluarga, saling mengunjungi kerabat, atau makan bersama di luar karena kebanyakan tempat makan tetap buka.

Sebetulnya saya biasa belanja di hari kerja setelah mengantar anak-anak ke sekolah. Namun tetap sesekali belanja bersama keluarga ke supermarket di hari Sabtu. Bagi emak-emak macam saya, belanja ke supermarket besar bersama keluarga di akhir pekan saja sudah seperti liburan. Hehehe...

Lumayan saat belanja ada teman ngobrol dan bercanda. Berbeda dengan saat saya belanja di hari kerja. Dan yang paling penting, ada yang dengan sigap membawakan belanjaan saya nanti 😉

Karena kemarin anak-anak ada acara TPA, jadi saya dan Athifa hanya berbelanja di minimarket terdekat dari rumah. Awalnya saya berniat pergi sendiri, tapi lalu Athifa ingin ikut. Dengan senang hati saya ajak dia.

Sebelum berangkat, saya sebutkan beberapa barang yang harus dibeli. Athifa mencoba mengingat-ingat. Dan saat di minimarket, dia langsung fokus mencari barang-barang yang dibutuhkan. Ini persis seperti ayahnya. Beda dengan bundanya yang pasti lirik sana lirik sini dulu. Hahaha...

Selesai belanja, Athifa menawarkan diri membawakan salah satu kantong belanjaan saya. Tapi saya akhirnya menyodorkan 1 pak besar tisu toilet karena itu yang paling ringan menurut saya. Dia pun setuju.

Dengan sigap dia mengangkat 1 pak besar tisu toilet itu. Saya tertawa geli melihatnya. Lebar bawaannya lebih besar daripada yang membawanya. Hihi...

Membantu bunda mengangkat barang belanjaan

"Athifa, bisa gak bawanya?" tanya saya.

"Yes, i can! It's easy, Bunda," jawabnya sambil mengangkatnya lebih tinggi lagi.

"Besar, ya? Lebih besar dari Athifa," kata saya sambil tertawa.

"Yes. You know what, Bunda? Let's just pretend that it is ayah. So i'm pretending to carry ayah home," katanya sambil tertawa geli.

Sampai di depan lift masih semangat mengangkat barang 😁

Ada-ada aja tingkahnya. Tapi dia sama sekali tidak mengeluh. Sampai di depan lift saya tanya lagi apakah masih kuat mengangkat. Dan dia menjawab masih. Bahkan benar-benar sampai masuk rumah dia masih semangat mengangkatnya.

Sampai di rumah dia ceritakan pada ayahnya bahwa tadi dia mengangkat 1 pak besar tisu toilet sambil membayangkan bahwa dia sedang menggendong ayah pulang ke rumah. Ayahnya tertawa walaupun sempat protes karena disamakan dengan tisu toilet 😆

Kami pun bersiap untuk pergi ke rumah (apartemen) salah satu keluarga muslim asal Indonesia. Kebetulan kemarin giliran mereka yang menjadi tuan rumah TPA bulanan kami.

Anak-anak kami bersama anak-anak dari 3 keluarga muslim asal Indonesia lainnya di Graz sudah lebih dari setahun ini mengikuti TPA yang kami adakan sendiri. Tempatnya bergilir di antara keempat rumah keluarga peserta. Begitu juga dengan pengajarnya. Kami sepakat bahwa tiap bulan bergantian menjadi tuan rumah sekaligus pengajar. Orang tua lainnya boleh ikut serta atau hanya mengantar-jemput anak-anaknya saja.

Dari laporan pengajar kemarin, Alhamdulillah anak-anak bisa mengikuti acara TPA dengan baik. Athifa paling bersemangat cerita pada ayahnya, apa saja yang mereka lakukan di TPA, termasuk yang paling dia suka adalah bagian eksperimen.

Ya, acara TPA kami memang selalu bervariasi. Tidak hanya mengaji dan pengetahuan agama Islam saja yang kami pelajari, kami pun biasanya melakukan berbagai aktifitas fun learning yang mengasah kreatifitas serta motorik halusnya. Namun tetap kami sisipkan nilai-nila keislaman dalam setiap aktifitas tersebut.

Petang hari setelah kami pulang dan beristirahat sebentar, saya mulai menyiapkan makan malam. Anak-anak sudah mengeluh lapar, tapi masakan belum selesai. Saya minta maaf pada anak-anak karena terlambat menyiapkan makanan. Mereka bilang tidak apa-apa, bisa menunggu sambil melanjutkan bermain. Kebetulan memang mereka sedang asyik membuat play ground sendiri di dalam rumah. Bisa dibayangkan rumah seperti apa 😅 

Saat makanan sudah matang, saya panggil anak-anak. Ghaidan dan Ghaifan masih asyik bermain. Saya kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka. Tapi saya baru sadar, mereka harus belajar mandiri. Akhirnya saya panggil lagi mereka.

Athifa yang pertama datang dan langsung menawarkan diri membantu saya menyiapkan makanan. Menaruh lauk di piring berisi nasi yang sudah saya siapkan sebelumnya. Awalnya saya hanya berharap Athifa menyiapkan makanannya sendiri, tapi ternyata dia menaruh lauk di piring kedua abangnya juga.

Athifa sedang membantu menyiapkan makan malam

Saya puji Athifa, dan saya sengaja sedikit mengeraskan suara agar terdengar oleh kedua banganya. Hehehe... Karena malu, kedua abangnya pun menyusul ke dapur. Yes, berhasil!

Alhamdulillah hari pertama melatih skill kemandirian tentang membantu pekerjaan rumah berhasil. Tentang mengurus diri sendiri, target saya adalah melatihnya untuk bisa membersihkan diri sendiri, terutama sehabis buang air besar. Juga dalam memenuhi kebutuhan pribadinya seperti menyiapkan makanan sendiri, serta membereskan tempat tidur dan baju sendiri. Karena sampai saat ini hampir selalu saya yang menyiapkan bajunya.

Kemarin setelah bab, Athifa masih meminta saya membantunya. Saat saya ingatkan lagi bahwa dia sudah besar dan harusnya sudah bisa melakukannya sendiri, dia bilang bahwa dia memang sudah bisa. Hanya saja dia masih ragu apakah itu sudah benar-benar bersih atau belum. Akhirnya kami sepakat, mulai besok dia akan coba melakukan sendiri. Boleh di hari pertama panggil bunda hanya untuk memastikan apakah sudah bersih atau belum. Selanjutnya coba sendiri.

Insya Allah kalau latihan terus jadi makin mandiri ya, Sayang. Aamiin...




#hari9   #gamelevel2   #tantangan10hari   #melatihkemandirian #kuliahbundasayang     #institutibuprofesional

No comments:

Post a Comment