Sunday, July 14, 2019

# Family # Game Level 4

Tantangan 10 Hari Gaya Belajar Anak - Hari 1 - Mempelajari Berbagai Profesi di Bibongo

Mengamati Gaya Belajar Anak

Athifa memegang segepok uang Bibongo sambil menikmati susu cokelat kesukaannya yang dibeli dengan uang hasil kerja dia sendiri 😃
Sudah mulai tantangan Level 4 lagi! Antara excited, terharu, dan makin tertantang nih. Walau sedikit terlambat memulai karena sepekan kemarin cukup rempong antar jemput anak-anak ikut kegiatan mengisi liburan musim panas. Kembar Ghaidan dan Ghaifan ikut kursus in line skate, sedangkan Athifa ikut event tahunan dari kota Graz, yaitu Bibongo; The Children's City.

Acara Bibongo ini diselenggarakan oleh die Kinderfreunde, yaitu sebuah organisasi yang didirikan untuk menyediakan komunitas bagi anak-anak, mendukung pendidikan serta kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Tahun 2019 ini merupakan tahun kelima acara ini digelar. Acara ini diselenggarakan selama 5 hari mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore hari dan terbuka untuk anak-anak usia 6-12 tahun tanpa dipungut biaya apa pun.

Tujuan dari acara ini adalah untuk mendorong anak-anak atas keinginan mereka sendiri untuk bertindak secara mandiri dan untuk belajar berpartisipasi serta kesadaran demokratis. Children's city ini merupakan permainan simulasi kota selama 5 hari, di mana anak-anak di bawah pengawasan para profesional akan menjelajahi dan membangun kota mereka sendiri, berpartisipasi dalam politik, media, budaya, perbankan, berbagai jenis pekerjaan, dan banyak lagi.

Institusi regional, organisasi, dan institusi luar lainnya pun berpartisipasi dalam memfasilitasi sarana yang digunakan anak-anak dan anak-anak diberi kesempatan untuk mendapatkan wawasan tentang bidang masyarakat dan pekerjaan yang beragam. Menarik sekali, bukan?

Jadi, awalnya hanya Athifa yang saya ikutkan ke acara Bibongo ini, tapi ternyata setelah hari pertama Athifa ikut dan lalu sore harinya dia dengan sangat bersemangat menceritakan kembali pengalamannya pada kedua abangnya, keesokan harinya kedua abangnya meminta saya untuk ikut juga ke acara tersebut. Akhirnya selama sepekan kemarin setiap hari saya mengantar kembar di pagi hari ke tempat kursus in line skate yang tempatnya cukup jauh, sementara Athifa saya titipkan pada teman yang anaknya juga ikut Bibongo. Selesai kursus jam 10, kami langsung menuju Graz Museum, tempat acara Bibongo digelar.

Selama sepekan kemarin anak-anak bertualang di children's city, mencoba berbagai pekerjaan, mempelajari berbagai profesi, dan bahkan mereka belajar tentang bagaimana seseorang bisa mendapatkan pekerjaan hingga akhirnya mendapat penghasilan bersih yang sudah dipotong pajak oleh pemerintah. Ya, betul. Bahkan mereka diajarkan untuk membayar pajak!

Pertama anak-anak harus mendaftar dulu untuk mendapatkan gelang peserta bertuliskan nama mereka. Setelah itu mereka harus menuju Meldeamt (kantor pendaftaran) untuk mendapatkan Spielpass (kartu peserta) yang dikalungkan. Kemudian untuk bisa mendapatkan pekerjaan, mereka harus mendaftar ke AMS (Arbeitsmarktservice) atau semacam departemen tenaga kerja. Di sana disediakan Jobkarte (kartu kerja) dari berbagai pos dari berbagai instansi kerja, mulai dari work shop sepeda hingga film dan foto studio. Ada lebih dari 40 pos yang bisa anak-anak coba. 

Gelang tanda peserta
Anak-anak mengantri di AMS untuk mendapat kartu kerja

Jika mereka telah selesai bekerja, mereka akan mendapatkan Lohnzettel (slip gaji) dari instansi tersebut. Lohnzettel ini harus mereka bawa ke AMS dan Meldeamt untuk dicap. Setelah itu mereka bisa membawanya ke Bank untuk mendapatkan uang gaji mereka. Di Bank sudah disediakan kotak pajak. Setiap anak-anak mendapatkan gaji mereka, pihak Bank akan meminta mereka memasukkan sejumlah uang pajak ke dalam kotak tersebut.

Keterangan dalam slip gaji: anak telah bekerja di pos 17 (work shop sepeda) selama 1 jam, gaji yang didapat adalah 12 bintang dengan pajak 2 bintang.
Kartu kerja yang telah selesai digunakan dibawa kembali ke AMS beserta Lohnzettel untuk kemudian dicap oleh AMS
Antri di Bank untuk menukar Lohnzettel dengan uang (gaji)

Uang yang mereka dapatkan tersebut bisa mereka gunakan untuk berbelanja di Supermarkt (supermarket) dan juga restoran untuk makan siang. Jadi orang tua tidak perlu membekali mereka makanan. Sudah disediakan makanan dan juga berbagai snack untuk anak-anak. Tapi tentunya mereka harus bekerja dulu untuk bisa mendapatkan makanan tersebut 😉

Uang yang digunakan di Bibongo



Supermarket. Anak-anak bisa berbelanja menggunakan uang hasil kerja mereka di sini.
Restoran yang disediakan di Bibongo bekerja sama dengan restoran vegan Mangolds
Di Bibongo anak-anak belajar dengan melihat, mendengar, dan mempraktekkan langsung sesuai instruksi yang diberikan. Mereka jadi lebih bisa membayangkan dan mengerti bagaimana orang tua mereka mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Kembar saat bekerja di work shop sepeda
Athifa saat bekerja di studio film dan foto
Anak-anak pun dikenalkan dengan politik. Setiap hari diadakan pemilihan wali kota Bibongo. Beberapa anak mengajukan diri menjadi calon wali kota dengan menyiapkan visi misi mereka sendiri. Kemudian akan digelar hearing dari para calon walikota yang disaksikan oleh seluruh peserta Bibingo. Selanjutnya dilakukan pemilihan dengan menuliskan nama calon yang mereka pilih di sebuah kertas yang telah disediakan untuk kemudian dimasukkan ke dalam kotak.

Acara hearing calon wali kota Bibongo
Athifa tidak mau menyia-nyiakan hak pilihnya 
Selain makanan, anak-anak juga bisa membeli souvenir yang dibuat oleh anak lain. Jadi di sini disediakan gerai untuk menjual hasil karya yang telah dibuatnya di work shop tertentu. Contohnya kerangka dinosaurus yang terbuat dari kayu yang dibeli Ghaidan di bawah ini. Dia membelinya seharga 10 bintang 😀 Lain halnya dengan Ghaifan, dia memilih untuk membuatnya sendiri.

Souvenir yang dibeli Ghaidan
Hasil karya Ghaifan
Alhamdulillah bunda jadi punya pajangan baru 😊
Ternyata, Athifa berhasil mengumpulkan uang yang banyak sekali, sekitar 200 bintang! Selain karena dia kerja seharian, dia juga tidak banyak jajan. Jadi uangnya dia kumpulkan terus sejak hari pertama mengikuti Bibongo ini. Kedua abangnya jadi penasaran ada berapa banyak uang yang Athifa punya sampai akhirnya mereka hitung sendiri 😄

Athifa tampak tidak terlalu peduli ada berapa banyak uang yang dia kumpulkan. Dia hanya fokus mengikuti kegiatan dan menikmatinya. Bahkan saat kedua abangnya sibuk menghitung uangnya pun dia lebih memilih bersantai sambil menikmati susu cokelat kesukaannya. Makin nikmat karena dibeli dari hasil jerih payahnya sendiri 😎 Alhamdulillah...

Kembar sibuk menghitung uang Athifa sementara Athifa menikmati susu cokelatnya
Berkaitan dengan game Level 4 ini, saya masih fokus pada Athifa. Selama ini saya belum benar-benar yakin tentang gaya belajarnya. Kadang saya amati dia memiliki gaya belajar visual dari beberapa ciri, namun kadang saya melihatnya memiliki ciri dengan gaya balajar auditori dan kinestetik.

Sepekan mengikuti Bibongo ini, anak-anak diarahkan untuk bisa mengikuti instruksi baik itu verbal maupun non verbal (melalui tulisan dan petunjuk lainnya seperti gambar, dll). Mereka pun belajar berbagai hal dengan mempraktekkan langsung. Jadi ketiga jenis gaya belajar terfasilitasi di sini. Saya tidak bisa full mengamati mereka seharian karena orang tua dianjurkan untuk tidak mendampingi anak-anak.





#hari1     #gamelevel4     #tantangan10hari     #gayabelajaranak    #kuliahbundasayang     #institutibuprofesional

No comments:

Post a Comment