Saturday, April 27, 2019

# Family # Game Level 2

Tantangan 10 Hari Melatih Kemandirian Anak - Hari 1 - "Belajar tertib, yuk!"

Melatih Kemandirian Anak

Game Level 2 di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional mengangkat tema Melatih Kemandirian Anak. Di tantangan kali ini, kita diminta membuat list beberapa skill (minimal one week one skill) kemandirian yang ingin dilatihkan pada anak kita.

Untuk tantangan kali ini saya ingin melatih kemandirian Athifa dalam beberapa hal. Sebagai anak paling kecil di rumah, kadang dia masih sering manja. Mungkin karena kami memang cenderung lebih memanjakan dia juga dibanding dengan kedua abangnya.

Setelah dipertimbangkan, ada 4 hal yang ingin saya latihkan, yaitu:

1. Belajar Tertib
Athifa masih belajar tentang manajemen waktu dan menentukan prioritas. Kadang dia masih belum ngeh kapan dia harus bergegas dan sebaliknya kapan dia boleh bersantay. Juga dalam menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan serta menaati jadwal yang sudah disepakati, dia masih harus diingatkan. 

2. Berani dan Percaya Diri
Pada dasarnya Athifa adalah anak yang percaya diri, setidaknya jika dibandingkan dengan kedua abangnya. Namun dalam beberapa hal, dia masih harus terus dilatih agar lebih percaya diri, terutama saat berbicara dengan orang lain. Tentang keberanian, kadang dia masih harus ditemani ke kamar mandi atau toilet. Ini karena dia sempat melihat video seram yang diperlihatkan temannya yang membuat dia takut.

3. Membantu Pekerjaan Rumah
Pada dasarnya dengan dia membantu pekerjaan rumah (yang berarti membantu pekerjaan saya hehehe), berarti dia membantu dirinya sendiri mengasah keterampilannya mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Oh, bukan... Ini bukan karena saya berharap dia menjadi seorang ibu bekerja di ranah domestik seperti saya. Tapi saya masih berpikir bahwa dimanapun dia bekerja kelak, keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan rumah itu tetap penting.

4. Mengurus Diri Sendiri
Tentu saja harapan saya sebagai orang tua, kelak dia bisa mengurus diri sendiri, minimal untuk kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Untuk saat ini, saya ingin melatihnya dalam beberapa hal, seperti membersihkan diri, mengambil dan menyimpan baju sendiri, merapikan tempat tidur sendiri, dan mengetahui kebutuhan diri sendiri (karena kadang buang air kecil saja masih harus diingatkan, terutama kalau sedang asyik main).

***

Bismillah... Kita mulai hari pertama tantangan di Level 2 ini. Cerita yang saya tuliskan hari ini adalah pengalaman kami di hari sebelumnya.

Setelah libur Ostern (paskah) 2 pekan lalu selama 10 hari, anak-anak kembali bersekolah. Saya sudah mengingatkan anak-anak malam sebelumnya bahwa mulai hari sekolah nanti diusahakan bangun lebih awal lagi karena sekarang matahari juga terbit lebih awal. Mereka mengiyakan.

Saya buka pintu kamar anak-anak dan membangunkan mereka. Athifa ingin baca do'a bangun tidur bareng-bareng dengan saya, dan saya pun menuruti. Setelah itu dia menepati janjinya untuk bersiap lebih awal. Bahkan sebelum kedua abangnya beranjak dari tempat tidur pun, Athifa sudah bersiap menggosok gigi.

"Wahh ... Athifa berani ke kamar mandi sendiri. Hebat!" puji saya pada Athifa. 

Athifa pun menyeringai, bangga karena sudah dibilang berani dan hebat 😀

Alhamdulillah rutinitas pagi lancar dan kami bisa berangkat ke sekolah lebih awal.

Tantangan yang lebih berat itu biasanya memang bukan di rutinitas pagi. Anak-anak saya sudah terbiasa bersiap-siap sendiri walaupun masih saya pilihkan dan ambilkan bajunya. Jadi saya hanya perlu membangunkan (kadang mereka sudah bangun sendiri sesuai jadwal), lalu saya ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan Jause (snack)

Saat menjemput mereka di sekolah sore hari biasanya cukup menantang. Karena hampir setiap saya datang, mereka masih asyik bermain atau mengerjakan sesuatu. Akibatnya saya harus membujuknya beberapa kali agar mau pulang. Athifa yang memang agak perfeksionis, sering tidak mau diajak pulang jika yang dikerjakannya belum selesai. Padahal pekerjaannya boleh dibawa pulang dan dilanjutkan di rumah.

Begitulah yang terjadi kemarin, Athifa masih asyik berkarya saat saya sampai di sekolah. Dengan bekal beberapa poin KomProd dari tantangan level 1, saya mencoba mengajaknya pulang. Tapi kali ini saya mengajaknya berpikir dan membiarkannya mengambil kuputusan sendiri tanpa saya beri pilihan dulu. Saya hanya sedikit menyinggung tentang waktu dan jadwal.

"Wait a minute, Bunda... Just a little bit more," jawabnya saat saya mengajaknya pulang. Tangannya masih sibuk menulis sesuatu.

"Tapi ini udah sore, waktunya pulang. Athifa kan udah belajar, ya, kalau waktunya main kita boleh main, waktunya pulang ya pulang. Dibawa ke rumah aja, yuk!" Saya masih berusaha memberi pengertian.

"Just a little bit more, Bunda... After this i will go. Really," jawabnya meyakinkan saya.

"Ok. Boleh... Kalau udah selesai Athifa langsung beresin semuanya terus siap-siap pulang, ya?" tanya saya lagi memastikan.

"Yes! I promise!" jawabnya lagi dengan mantap.

Akhirnya saya pun menunggu sambil sesekali membantunya mengeja beberapa kata dalam Bahasa Inggris. Saya pun jadi penasaran apa yang sedang dia buat. Koq, ada kata-kata Love, Hug, dan Kiss segala. Ternyata dia sedang membuat "surat cinta" untuk sang ayah 😄

Athifa masih asyik menulis "surat cinta" untuk ayah 😍


Setelah selesai berkarya dan membereskan semua peralatannya, Athifa pun bergegas mengambil tas sekolah dan mengajak saya serta kedua abangnya menuju Garderobe, tempat menyimpan jaket, sepatu (luar), dan barang-barang lain yang tidak perlu dibawa masuk ke dalam kelas.

Garderobe di sekolah anak-anak terletak di basement, sedangkan kelas mereka berada di lantai 2. Jadi setiap hari anak-anak bisa sedikit berolahraga dengan menaiki tangga di pagi hari dan menuruninya di siang atau sore hari saat mau pulang. Kalau di tengah jam sekolah mereka ada kegiatan ke luar kelas, entah itu hanya ke Spielplatz (play ground) di halaman sekolah atau Ausflug (excursion) ke luar sekolah, berarti olahraganya bertambah. Hehehe

Anak-anak berlarian menuruni tangga menuju Garderobe. Saya menyusul di belakang. Baru saja saya mau masuk ruangan dan mengingatkan Athifa untuk mengganti sepatu dulu sebelum memakai sweater, ternyata dia sudah melakukannya. Maasya Allah...

Athifa sedang memakai sweater di ruangan Garderobe sekolah

Alhamdulillah tidak ada drama sampai kami tiba di rumah. Athifa senang karena karyanya sudah selesai dikerjakan. Dia juga sangat bersemangat untuk memberikan "surat cinta" pada ayahnya.



#hari1   #gamelevel2   #tantangan10hari   #melatihkemandirian #kuliahbundasayang     #institutibuprofesional

No comments:

Post a Comment